Sabtu, 11 April 2020

Sejarah ayahanda ir. Soekarno

AYAHANDA SOEKARNO

Ketika ayahanda Soekarno wafat pada 8 Mei 1945, sebuah surat kabar memberitakan kalau beliau berumur 76 tahun, itu berarti ayahanda Soekarno dilahirkan pada 1869.

Di Hindia Belanda baru pada tahun 1923 diadakan cacah jiwa penduduk pribumi. Orang pribumi yang lahir sebelum tahun 1923 sering kali tidak mengetahui tanggal kelahirannya sendiri. Namun yang bisa membaca dan menulis, biasanya mencatat data keluarga di Al-Qur'an mereka. Mungkin sekali kakek Soekarno, Raden Hardjodikromo, mencatat tahun kelahiran puteranya, ayah Soekarno, di sana.

Gelar Raden pada eyangnya menunjukkan bahwa kakek ini termasuk kaum ningrat Jawa, kaum priyayi. Bisa karena garis keturunan, tapi bisa juga berdasarkan pengangkatan. Pemerintah Hindia Belanda kadang kala menganugerahkan gelar priyayi kepada anggota pamong prajanya yang setia.

Ayahanda Soekarno dilahirkan di Tulungagung, ia berasal dari keluarga beranak delapan orang, empat perempuan dan empat lelaki. Ayahanda Soekarno bernama Raden Soekemi Sosrodiharjo. Sosro, demikian panggilan pada masa mudanya, sempat menuntut ilmu yang untuk ukuran abad ke sembilan belas, berada jauh di atas tingkat pendidikan rata-rata penduduk pribumi. Ia menamatkan sekolah guru di Probolinggo, ibu kota Keresidenan di pantai utara Jawa.

Sosro seorang yang berwawasan lebih luas dibanding rata-rata orang Jawa saat itu. Ayahanda Soekarno mendapatkan pekerjaannya yang pertama di luar Jawa, yaitu di Buleleng, Bali Utara, menjadi guru di sebuah sekolah dasar untuk anak-anak pegawai Belanda yang waktu itu hidup di Bali. Dan di sinilah Ayahanda Soekarno berkenalan dengan Nyoman Rai Srimben, yang kelak menjadi Ibundanya.

Sumber:
Biografi Soekarno 1901-1950
Lambert Giebels.

0 komentar:

Posting Komentar